Minggu, 07 Agustus 2011

Jawaban Sebuah Teka-Teki

Kemarin malam saya menerima pesan singkat dari seorang teman yang isinya sebagai berikut,
Quis:
BADU tiap hari senin, selasa, dan rabu selalu berkata bohong.CACA tiap hari kamis, jum’at dan sabtu selalu berkata bohong. Satu hari ada percakapan,
BADU: “kemarin saya berbohong.”
CACA: “saya juga.”
Pertanyaan: pada hari apa percakapan itu terjadi?

Seperti biasa saya tidak terlalu merespon sms yang isinya terkait sesuatu yang sifatnya tidak substansial. Namun pada siang ini setelah saya melihat salah satu film anime kesukaan saya Fairy Tale, saya menjadi penasaran untuk membuka sms yang dikirimkan oleh teman saya tadi malam. Entah apa yang terjadi, saya tiba-tiba tertarik untuk membacanya dan mencoba untuk menemukan jawabanya. Ketika dalam proses berpikir, saya teringat dengan salah satu cerita Abu Nawas yang berjudul Cara Memilih Jalan, yang mana teka-teki yang ada di dalam cerita Abu Nawas tersebut hampir mirip dengan teka-teki yang terjadi di kuis yang dikirimkan oleh teman saya. Kira – kira ceritanya sebagai berikut,
Suatu hari, kawan-kawan Abu Nawas dan Abu Nawas mengadakan perjalanan wisata ke hutan. Tak terasa mereka telah menempuh hampir separo perjalanan. Kini mereka tiba di pertigaan jalan  yang jauh dari rumah penduduk. Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu. Setahu mereka kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata. Bukan hutan yang dihuni binatang-binatang buas yang justru akan membahayakan jiwa mereka.

Abu nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah memilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali. Tiba-tiba salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata,
“Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana. Mereka adalah saudara kembar. Tak ada seorang pun yang bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip.Yang satu selalu berkata jujur sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong. Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya menjawab satu pertanyaan saja.”
“Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?”tanya Abu Nawas.
Tidak.” jawab kawan Abu Nawas singkat.
Akhirnya mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni  dua orang kembar bersaudara. Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.
“Maaf, aku sangat sibuk hari ini. Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja. Tidak boleh lebih.”katanya . Kemudian Abu Nawas menghampiri orang itu dan berbisik. Orang itu pun juga menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas. Abu Nawas mengucapkan terimakasih dan segera mohon diri.
“Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan.” Kata Abu Nawas menatap kepada kawan-kawannya.
“Bagaimana kau bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan?Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?’tanya salah seorang dari mereka.
“Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan sebelah kiri,” kata Abu Nawas.
Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan. Tadi aku bertanya: Apa yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yang menuju hutan yang indah?” Bila jalan yang benar itu sebelah kanan dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab: Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong. Bila orang itu kebetulan selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab: jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar.

Yah saya kira cerita tentang Cara Memilih Jalan ala Abu Nawas tersebut banyak membantu saya dalam menemukan jawaban dari teka-teki yang diberikan oleh teman saya. Dengan mudah dan cepat, saya menjawab teka-teki kuis tersebut adalah percakapan itu terjadi pada hari kamis. Hari kamis adalah hari dimana Badu berkata benar, maka dari itu dia mengatakan kemarin (pada hari Rabu) saya bohong. Lalu Caca pun menjawab saya juga (berbohong), karena pada hari kamis Caca selalu berkata bohong yang pada kenyataanya hari Rabu dia tidak berbohong.