Minggu, 28 Agustus 2011

Jamie Cullum - Jazz di Tangan Anak Muda


Tanggal 20 Agustus, musisi jazz-pop asal Inggris, Jamie Cullum, tepat berusia 31 tahun. Ia mahir menyanyi dan menulis lagu, juga bermain piano, drum, dan gitar.

Cullum lahir di keluarga yang, boleh dikatakan, tidak berlatar belakang musik. Ibunya, Yvonne, adalah seorang sekretaris, dan ayahnya bekerja di bidang keuangan. Sementara kakeknya adalah seorang anggota angkatan bersenjata Inggris. Neneknya, "hanya" menyanyi di sebuah klub malam. 

Dengan latar belakang keluarga demikian, pendidikan sastra Inggris waktu kuliah, dan pengalamannya bergabung di band rock, mungkin tidak ada menyangka bahwa Jamie Cullum bisa menjadi musisi jazz yang disegani dunia. Namun kenyataan berkata lain. Dengan modal 48 poundsterling, Cullum dengan berani merilis album jazz pertamanya, "Heard It All Before" (1999) yang hanya diproduksi sebanyak 500 copy. Munculnya album perdana ini, menarik pehatian beberapa musisi jazz. 

Setelah lulus kuliah, Cullum semakin percaya diri dengan kualitas dan pilihan hidupnya. Ia mengambil langkah berani lagi, yakni merilis album Pointless Nostalgic (2001) dan Twenty Something (2003). Keduanya mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Twenty Something bahkan mendapatkan penghargaan platinum untuk kategori album jazz dan Cullum langsung diganjar penghargaan "The Rising Star" pada British Award 2003. Secara bersamaan, Cullum mulai tampil di televisi, diajak kolaborasi oleh musisi senior, tampil di festival musik, dan yang terpenting mendapatkan kontrak 3 album dengan major-label Universal.

Bakat musikalitas Jamie Cullum semakin dilirik dan dipujasaat ia merilis album Catching Tales (2005) di Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat.Melalui lagu-lagu keren seperti Mind Trick dan Get Out of My Life Woman, ia mendapatkan nominasi di ajang Grammy Award sebagai "Artist of the Year". Dua tahun kemudian, pria yang pernah pentas di Jakarta (Java Jazz Festival) ini, mendapatkan penghargaan bergengsi Golden Globe (kategori Best Original Song) melalui karyanya "Gran Torino." 

Cullum kembali meluncurkan album pada pertengahan 2009, yang berjudul The Pursuit. Single jagoannya, antara lain I'm All Over It dan Don't Stop the Music. Kembali, karyanya mendapatkan tempat di hati pendengar setianya. 

Apa yang membuat Jamie Cullum begitu menarik, bagi para penikmat musik? Bakat musikalitasnya yang kental, yang bisa membuat orang yang awalnya bukan penggemar jazz pun mau berpaling untuk menikmati jazz. Karakter vokalnya pun sangat khas dan menarik. Jangan lupakan pula penampilannya yang unik, humoris, dan penuh energi di atas panggung. Ia, misalnya, di tengah-tengah lagu bisa tiba-tba berdiri di atas grand piano, melompat turun, dan kemudian menyeruak ke kerumunan penonton! Kostum panggungnya pun, umumnya casual (kaos oblong, jeans, sepatu sport) seperti anak muda pada umumnya. Tidak heran, pertunjukan-pertunjukan si Sinatra in Sneakers ini selalu ramai bak hajatan konser rock. Penasaran? Lihat dan dengarkan! 

Penulis : Tim AndrieWongso