Minggu, 22 Mei 2011

HIMAGARA de TOUR sesion 2

Sekilas ketika berbicara tour pasti bawaanya seneng-seneng ya. Tetapi khusus untuk tour saya dengan teman-teman kali ini membutuhkan perjuangan, untuk mencapai kesenangan tersebut. Kok bisa??Sebelum saya jelaskan alasannya, alangkah baiknya saya ceritakan persiapan sebelum acara ini (sabar y.. J). Acara tour ini adalah salah satu program kerja dari Keseketariatan Umum HIMAGARA FISIP UNS yang mana bertujuan meningkatkan semangat kerja dan kesolidan internal pengurus sehingga siap untuk melanjutkan kepengurusan mendatang dengan penuh semangat dan lebih solid. Target kuantitatif dari kegiatan ini adalah seluruh pengurus, yang jumlahnya 33 orang. Karena saya adalah Seketaris Umum disini, maka saya yang bertanggungjawab penuh atas berlangsungnya acara ini. Untuk tour sesion 2 ini  saya merencanakan untuk touring ke Bantul Jogja. Seperti biasa untuk memudahkan koordinasi, saya membentuk panitia acara ini. Panitia hanya terdiri dari internal kesekum,  yah kira-kira 5 orang lah, terdiri dari ketua; seketaris; sie acara; sie dokumentasi dan sie konsumsi pastinya. Persiapannya bisa dibilang singkat, kira-kira hanya 1 minggu (2 kali rapat koordinasi dan 1 kali teknikal meeting). Rencana awal tour ini hanya melibatkan pengurus saja sesuai dengan target kuantitatif yang sudah saya sebutkan di atas, namun dengan pertimbangan HIMAGARA juga memiliki keluarga baru (temen-temen magang/magangers), akhirnya kita pun mengajak magangers untuk ikut serta dalam acara ini. Namun  magangers belum bisa ikut acara ini, untuk alasannya kenapa saya tidak akan menyebutkan disini (screat).
            Kelihatannya dalam persiapan acara ini tidak ada masalah ya?? Seperti acara-acara pada umumnya, permasalahan datangnya diakhir (bukannya yang betul, penyesalan datangnya diakhir y..), forget it..kembali pada pokok permasalahan!!(serius amat). Dalam koordinasi pengurus yang ikut berjumlah 18 orang (bagaimana dengan 15 pengurus yang lain??). Kebetulan kita mengambil waktu touringnya bertepatan dengan liburan yaitu waktu hari besar Waisak (jadi, apa hubungannya??). Sebelum hari Waisak adalah hari cuti bersama, dan sebelumnya lagi hari minggu, sabtu, dan jum’at (ketiga hari itu hari libur mahasiswa, except aktivis). Berarti ada libur panjang disini, tahu sendiri kalau mahasiswa ada libur panjangkan??yang bukan asli Solo, pulang kekampungnya masing-masing. Yang asli Solo, berlibur bersama keluarga kerumah saudara-saudaranya. Hal itulah yang terjadi pada 15 pengurus lainnya. Hal ini tidak menjadi masalah bagi panitia (dalam hal koordinasi), karena mereka semua telah memberikan konfirmasi sebelumnya. Panitia pun bisa memprediksi untuk teknik keberangkatannya seperti apa, misalnya yang bawa motor siapa saja?siapa berboncengan dengan siapa?dan pastinya jumlah konsumsi juga bisa kita perhitungkan (hehehe..). Setelah semua dikoordinasi, akhirnya malam sebelum acara seluruh pengurus yang ikut acara HIMAGARA de TOUR sesion 2 di sms semua, terkait tempat berkumpulnya (boulevard UNS depan), waktu (jm06.30-07.00), hal-hal yang dibawa (jas hujan, SIM dan STNK), boncengannya siapa dengan siapadan juga tujuan keberangkatan dirumah Sdr. Bangkit+Gua Selarong.
            Begitulah gambaran umum terkait persiapan HIMAGARA de TOUR sesion 2, sederhana dan berjalan lancar. Sekarang kita akan memasuki pelaksanaan acara (eng..i..eng). Mulai dari keberangkatan, dalam koordinasi telah disebutkan waktu berkumpul 06.30 – 07.00, namun apa yang terjadi jm 07.00 yang baru datang pada waktu itu, baru 4 orang (termasuk saya lho.., sombong banget ik!!). Bagaimana dengan pengurus yang lain??(menurut narasumber yang bisa dipercaya: ada pengurus yang masih makan bubur ayam, ada yang baru mandi, dll). Ya maklumlah kalau berangkat pagi memang seperti ini resikonya. Pada jam 07.30 akhirnya 15 pengurus bisa berkumpul di Boulevard UNS. Cerita untuk tiga orang pengurus yang lain adalah 2 orang diantaranya tidak jadi berkumpul di boulevard, akan tetapi dia menunggu di terminal Penggung Klaten. Sedangkan 1 pengurus lagi tidak jadi ikut dikarenakan ada acara penting dan mendesak (??..). Karena ada perubahan dadakan seperti 3 orang pengurus, yang berjalan diluar prediksi panitia, hal ini menyebabkan jumlah akomodasi (motor) berkurang. Selain itu karena jumlah pengurus yang ikut akhirnya ganjil, maka ada 1 orang yang tidak mendapatkan pasangan. Namun yang jadi masalah adalah masih kurang 1 motor untuk 1 orang tersebut. Hal inilah yang menjadi awal masalah dalam tour kali ini. Akhirnya kita semua mencari pinjaman motor (ke teman-teman kos). Dua orang pengurus akhirnya kembali ke kosnya lagi untuk mencari pinjaman motor. Sedangkan beberapa pengurus yang lain mengirimkan pesan singkat ataupun menelpon temannya. Setelah sekitar 45 menit pencarian, hufh akhirnya dari ketua umum kami memberikan kabar baik bahwa kami bisa meminjam motor temannya (terimakasih ya kawan). Kini masalah akomodasi telah teratasi, akhirnya kita berangkat juga sekitar pukul 08.30 WIB. Selamat tinggal Solo!!
            Sinar mentari yang cukup cerah pada pagi itu, membuat hatiku damai. Semilir angin di sepanjang perjalan juga menambah kesejukan pemikiran. Perjalanan kami dimulai dengan menjemput dua orang pengurus yang telah menunggu rombongan kami di Terminal Penggung Klaten. Akhirnya kami pun bertemu mereka, dan pada saat itulah beberapa pengurus bertukar formasi (cowok berada didepan, cewek membonceng dibelakang). Sekarang rombongan telah lengkap, kami pun siap melanjutkan perjalanan. Tidak terasa setengah perjalanan pun sudah kami lalui, tepatnya kami sudah sampai di jantung kota Kabupaten Klaten. Menurut penilaian saya lingkungan sekitar kota Klaten cukup bersih, kondisi jalan juga bagus. Namun disinilah masalah kedua muncul, yaitu tiga pengurus (1 orang naik motor sendiri, dan 2 orang berboncengan) terpisah  dari rombongan. Setelah beberapa menit akhirnya saya dapat kabar bahwa mereka berada dikantor polisi (tindakan kriminal apa ya yang mereka lakukan??). Karena jarak antara rombongan dengan beberapa pengurus yang berada di kantor polisi cukup jauh, sebagian dari kami ada yang menunggu dpinggir jalan, dan sebagian yang lain menyusul di kantor polisi. Kira-kira 25 menit kami menunggu akhirnya rombongan yang tertinggal bisa menyusul.  Dan mereka pun bercerita bahwa mereka berurusan dengan polisi karena telah melanggar tanda jalan. Mereka pun memutuskan tidak untuk menyelesaikan urusan ditempat, tetapi memilih menyelesaikan di pengadilan. Dengan alasan bahwa mereka takut uang yang diberikan kepada petugas yang berwenang, takut diselewengkan aja. Katanya “Lebih baik uang saya diberikan kepada Negara...”, itulah sepotong kalimat yang membuat saya bangga memiliki teman seperti mereka. Tanpa menunda waktu lagi, kami pun melanjutkan perjalanan.
            Tak terasa kami sudah sampai di kota gudeg Jogja. Saya suka Jogja, selain gudegnya yang enak, ada hubungan kekerabatan yang pernah saya jalin di kota ini. Hubungan kekerabatan saya dengan teman-teman di Jogja terbilang cukup baik, beberapa diantaranya KMAN UGM, DPM UNY, BEM UNY, DPM UMS Yogyakarta, dan Adm. Bisnis UPN. Mereka adalah teman-teman seperjuangan yang ikut berpartisipasi aktiv dalam memecahkan permasalahan bangsa ini, dengan kegiatan-kegiatan yang mereka selenggarakan baik berskala regional maupun nasional. Itulah sekilas memori terkait kecintaan saya terhadap kota ini. Ok lanjut di cerita sebelumnya, kira-kira apa ya yang terjadi di kota ini??. Di kota inilah masalah ketiga muncul, yaitu ada rasia pengguna kendaraan di siang hari. Bisa ditebak, beberapa dari pengurus terjaring rasia tersebut. Yaitu 1 orang yang tidak punya SIM, dan 1 orang lagi SIM nya tidak berlaku. Entah “keberuntungan” apa yang terjadi di hari itu sehingga kami pun harus berurusan dengan polisi dua kali. Karena rasia, maka teman-teman yang terkena rasia tersebut memilih menyelesaikan masalah ditempat. Dengan rincian yang tidak punya SIM membayar denda 30 ribu, yang SIM nya tidak berlaku membayar denda 50 ribu. Aneh ya, harusnya yang tidak punya SIM membayar lebih tinggi, ketika ditanyakan ke petugas, malah mereka bingung dan ada yang menjawab “standarnya seperti itu”. Ini lah salah satu PR yang harus kita selesaikan bersama, karena kelak saya yakin posisi penting berada ditangan kita yaitu para administrator negara dan pemegang kekuasaan. Maka dari itu marilah kita banyak belajar dari permasalahan di negara kita ini, menurut saya teori yang paling bagus untuk memecahkan permasalahan negara ini bukan berasal dari teori moderen yang dikemukakan para pakar dari universitas luar negeri, namun teori yang berasal dari diri kita yang mau fokus dan peduli terhadap negara kita sendiri (waduh kok jadi malah bahas teori c..). Masalah ketiga, yang saya paparkan adala masalah akhir untuk perjalan HIMAGARA de TOUR sesion 2 kali ini. Adanya masalah ini tidak membuat kami mengeluh atau mencela, kami menyadari permasalahan yang muncul memang murni dari kesalah kami sendiri dan ini menjadi bahan evaluasi bersama untuk kedepannya.
            Setelah perjalanan panjang yang begitu melelahkan, akhirnya kamipun tiba di rumah Bangkit bertepatan dengan azan sholat luhur. Kami istirahat sejenak, sambil menikmati snack dan makanan yang telah disediakan. Rumah bangkit begitu nyaman, banyak pepohonan di sekitar halamannya, terdapat juga kolam pembibitan lele di samping rumahnya. Hal ini membuat kami betah berada disana. Selesai makan, kami pun menuju masjid terdekat untuk melakukan sholat berjamaaah. Setelah selesai kami pun melanjutkan tour ke tempat terdekat yaitu obyek wisata Gua Selarong. Tempatnya cukup dekat dengan rumah Bangkit, kami pun kesana hanya berjalan kaki. Gua ini mencukup menarik, selain terdapat gua, ada juga air terjunnya lho.. kami pun menghabiskan waktu untuk berfoto-foto dan bermain di Gazebo yang ada disana. Permainan yang kami lakukan bersifat internal yang bertujuan untuk megetauhi kepribadian seseorang dan respon selama berada dalam organisasi. Disini pemandu permainan (sie Acara) sudah menyiapkan 3 kertas untuk satu orang/ peserta.  Tiga hal yang harus kita lakukan sebagai peserta sesuai instruksi pemandu adalah, pertama membuat gambar yang menjadi simbol untuk diri kita. Kedua menggambar hal yang paling disukai dan yang terakhir menyebutkan suka dan duka berada di HIMAGARA. Setelah selesai, peserta yang ditunjuk sesuai dengan urutan menjelaskan secara singkat pesan-pesan gambar maupun tulisan  peserta lain. Sepanjang permaninan, teman-teman terus tertawa melihat dan mendengar penjelasan dari peserta yang maju didepan. Saya sbahagia melihat mereka semua tertawa, karena hanya dengan tertawa masalah yang ada dalam hidup ini menjadi begitu ringan. Tidak terasa waktu menunjukkan 14.30, sesuai dengan kesepakatan bersama kami pun berkeinginan untuk melanjutkan acara ke pantai, tepatnya ke pantai Kawaru. Emang rugi c..klo d Jogja gak lihat pantainnya sekalian. Kami pun berangkat kesana setelah menunaikan sholai Ashar. Perjalanan untuk sampai di pantai tersebut membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Tak terasa kami pun sudah dapat melihat gulungan ombak yang begitu jernih, suara angin yang merdu, dan matahari terbenam yang begitu indah. Kami tak menyiakan moment ini untuk berfoto bersama (dari tadi foto terus, narsis yah ^_^). Sebagian ada yang bermain ombak dan sebagian lagi ada yang menikmati langit dan terbenamnya matahari. Satu jam kami berada disana, dan sampai disinilah kami harus mengakhiri perjalanan. Demikian cerita saya bersama teman-teman di kegiatan HIMAGARA de TOUR sesion 2, moment-moment terindah bersama kalian tidak akan pernah saya lupakan.

Tetap semangat dan lakukan yang terbaik..
Viva HIMAGARA!!!